Metode Dilatasi & Evakuasi (D&E)

Berbeda dengan metode vakum aspirasi yang digunakan untuk trimester pertama kehamilan, Dilatasi dan Evakuasi (D&E) adalah prosedur aborsi bedah yang umumnya dilakukan pada trimester kedua kehamilan (13 minggu – 24 minggu). Metode ini menggabungkan dilatasi serviks dengan evakuasi jaringan kehamilan menggunakan instrumen khusus.

D&E melibatkan dua tahap utama:

  1. Dilatasi Serviks: Membuka serviks menggunakan dilatator mekanis (misalnya, laminaria) atau obat (misoprostol).
  2. Evakuasi Jaringan: Mengangkat jaringan kehamilan dengan kombinasi forsep obstetri dan aspirasi vakum.

Prosedur ini direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk aborsi trimester kedua karena risiko komplikasi lebih rendah dibandingkan induksi medis. (WHO Safe Abortion Guidelines, 2022).

Indikasi dan Kontra-indikasi

Indikasi:

Menggugurkan Kehamilan usia diatas 13 minggu
Keguguran tidak lengkap atau kematian janin intrauterin
Kondisi kedaruratan medis yang membahayakan ibu/janin

Kontraindikasi:

Gangguan pembekuan darah berat
Infeksi rahim akut
Kehamilan ektopik

Persiapan Prosedur D&E

  1. Konseling dan Informed Consent
    Pasien harus mendapatkan penjelasan lengkap tentang risiko, alternatif (misalnya, induksi medis), dan dukungan psikososial.
  2. Evaluasi Medis
    • USG: Menentukan usia kehamilan dan lokasi janin.
    • Tes Darah: Memeriksa kadar hemoglobin dan golongan darah.
  3. Persiapan Serviks
    • Dilatasi Mekanis: Laminaria atau dilatator sintetis dimasukkan 12-24 jam sebelum prosedur untuk membuka serviks secara bertahap.
    • Obat: Misoprostol (analog prostaglandin) untuk melembutkan serviks.

Tahapan Prosedur D&E

  1. Anestesi:
    • Anestesi lokal (blok paracervical) atau sedasi intravena.
    • Di beberapa negara, anestesi umum digunakan.
  2. Dilatasi Serviks Lebih Lanjut:
    Dilatator logam (misalnya, Pratt atau Hegar) digunakan jika perlu.
  3. Evakuasi Jaringan:
    • Aspirasi Awal: Kanula vakum menghisap cairan ketuban dan jaringan.
    • Penggunaan Forsep: Forsep khusus (seperti Bierer atau Sopher) digunakan untuk mengangkat janin dan plasenta.
    • Kuretase Ringan (Opsional): Memastikan rahim kosong.
  4. Pemantauan:
    USG pasca-prosedur untuk memastikan tidak ada jaringan tersisa.

Prosedur abortus ini memakan waktu 15-30 menit, dengan tingkat keberhasilan diatas 95%.

Perawatan Pasca prosedur

  • Pemantauan Segera: Observasi perdarahan atau tanda infeksi selama 2-4 jam.
  • Antibiotik Profilaksis: Doksisiklin atau metronidazol untuk mencegah infeksi.
  • Kontrol Ulang: USG atau tes hCG setelah 1-2 minggu.

Risiko Komplikasi Prosedur D&E

  • Perdarahan (1-2% kasus).
  • Perforasi Uterus (0.1-0.5%).
  • Retensi Plasenta (2-3%).
  • Infeksi (<1% dengan antibiotik).

Menurut Society of Family Planning, komplikasi berat terjadi pada <2% prosedur D&E.

Pendapat Ahli dan Bukti Ilmiah

  1. Dr. Jody Steinauer (UCSF):
    “D&E adalah metode paling aman untuk aborsi trimester kedua. Pelatihan khusus diperlukan untuk meminimalkan risiko perforasi.” (Studi di NEJM, 2020).
  2. Riset di BJOG (2022):
    Analisis 10.000 kasus D&E menunjukkan bahwa komplikasi berkurang 50% dengan penggunaan misoprostol pra-prosedur (Link Studi).
  3. Guttmacher Institute:
    D&E menyumbang 98% aborsi trimester kedua di AS karena efektivitas dan keamanannya (Laporan Guttmacher, 2022).

Artikel ini dirancang untuk memberikan informasi medis akurat tetapi tidak menggantikan konsultasi profesional. Untuk detail lebih lanjut, Hubungi Klinik Raden Saleh atau konsultasikan dengan tenaga kesehatan yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (Sp.OG).